Eits, tunggu sebentar! Saat mencari susu sapi terbaik, hal yang paling mudah adalah dengan memastikan komposisi susunya hanya 100% susu segar bukan? Namun, ketika melihat pada bagian tabel Informasi Nilai Gizi, mengapa nilai Gula Total-nya tidak 0, ya? Kemudian, kenapa ada Glukosa dan Sukrosa? Apa, sih, perbedaan antara keduanya? Yuk, cari tahu bersama-sama di artikel ini!
Faktanya, susu sapi memang mengandung gula alami yang selalu kita sebut dengan nama laktosa. Laktosa adalah gula alami yang menjadi sumber energi penting bagi tubuh. Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu mamalia, termasuk susu sapi dan ASI (Air Susu Ibu). Laktosa memberikan kalori yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak serta memberikan energi yang dibutuhkan oleh orang dewasa. Laktosa juga penting bagi kesehatan usus dan pencernaan.
Bagaimana dengan sukrosa? Sukrosa adalah gula tambahan yang sering dikenal sebagai gula meja atau gula pasir. Ini adalah jenis gula yang paling umum ditemukan dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Namun, penting untuk dicatat bahwa sukrosa bukanlah komponen alami dari susu sapi.
Jadi, ketika Moms memilih untuk membeli produk susu olahan atau produk susu yang sudah diproses, penting untuk membaca label dengan cermat untuk memeriksa apakah ada penambahan sukrosa atau gula lainnya atau hanya laktosa yang merupakan gula alami pada susu. Khususnya jika Moms membeli fresh milk pasteurisasi, pastikan pada tabel Informasi Nilai Gizinya tidak mengandung sukrosa ya!
Seringkali laktosa “dituduh” sebagai penyebab seseorang memiliki lactose intolerance. Namun, sebenarnya intoleransi laktosa terjadi bukan karena keberadaan jenis gula tersebut, lho!
Kamu mungkin pernah dengar ada orang yang tidak bisa minum susu sapi karena alergi susu sapi atau intoleransi laktosa. Pertama-tama, perlu dipahami dulu bahwa keduanya adalah hal yang berbeda, meskipun keduanya menimbulkan gejalanya yang mirip, seperti sakit perut, kembung, perut bergas, dan diare.
Alergi susu sapi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat di susu sapi. Respons tubuh ini sama dengan saat sistem kekebalan tubuh mendeteksi adanya alergen (pemicu alergi) yang masuk ke dalam tubuh, kemudian tubuh memproduksi antibodi.
Sementara, intoleransi laktosa adalah kondisi saat tubuh tidak mampu mencerna atau memecah laktosa. Proses memecah laktosa dilakukan oleh enzim laktase. Intoleransi laktosa terjadi saat tubuh tidak memproduksi enzim laktase yang cukup.
Jadi, mengapa ada orang yang mengalami intoleransi laktosa?
Biasanya, bayi yang berhenti minum susu setelah minum ASI berisiko terhadap intoleransi laktosa. Air susu ibu (ASI) memiliki kandungan laktosa sekitar 7% atau 7,5 gram per 100 mililiter. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan laktosa yang terdapat di susu sapi, yaitu sekitar 5%.
Bayi baru lahir hanya minum ASI sebagai asupannya. Nah, kandungan laktosa pada ASI berfungsi sebagai sumber energi utama bagi bayi.
Sementara, laktosa pada susu sapi dapat menjadi salah satu sumber energi karena anak-anak dan orang dewasa juga mengkonsumsi jenis karbohidrat lain. Kita tidak perlu khawatir terhadap kandungan laktosa pada susu sebab kadar indeks glikemiknya rendah sehingga tidak cepat menaikkan kadar gula darah.
Bayi dianjurkan minum ASI sampai usia 2 tahun. Setelah itu, ia dapat lanjut minum susu sapi yang sama-sama mengandung laktosa. Bila anak berhenti minum susu, kondisi mikroba di pencernaannya bisa berubah dan ia bisa mengalami kendala saat nanti kembali minum susu sapi, misalnya seperti alergi susu sapi. Oleh sebab itu, minum susu sapi harus mulai dibiasakan sejak selesai minum ASI.
Tidak semua orang terbiasa minum susu sejak kecil. Tak apa-apa, tidak ada kata terlambat untuk mulai mengkonsumsi asupan bergizi. Apalagi jika kamu tak mempunyai kondisi alergi susu sapi, tak perlu takut untuk mulai rutin minum susu.
Buat kamu yang bersemangat untuk menjalani gaya hidup sehat dan ingin memasukkan susu segar ke dalam menu harian, simak tips berikut, ya!
Disarankan untuk minum susu 2 kali dalam sehari, yaitu pada waktu sarapan dan malam sebelum tidur untuk mendapatkan manfaat maksimal sepanjang hari. Minum susu di pagi hari saat sarapan akan memberikanmu nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan energi sehingga kamu dapat beraktivitas dengan penuh semangat.
Kemudian, di malam hari sebelum tidur, susu akan membantumu detoksifikasi tubuh dari berbagai bakteri, kuman, dan penyakit yang berasal dari polusi dan debu saat kamu beraktivitas di luar ruangan. Susu juga akan memberikan efek menenangkan sehingga tidurmu lebih nyenyak.
Ada beberapa jenis makanan yang akan terasa lebih nikmat bila dicampur susu segar pasteurisasi, contohnya sereal dan oats. Kamu bisa makan sereal saat sarapan atau sebagai camilan siang, dan menyiapkan overnight oats untuk menu sarapan.
Kamu bisa menambahkan bahan-bahan lain dalam susu agar tidak bosan mengkonsumsinya, seperti buah-buahan, cokelat, kayu manis, vanila, dan lain sebagainya. Atau, cukup ambil pilihan yang lebih praktis, yaitu dengan minum Greenfields Fresh Milk Pasteurisasi yang terdiri dari bermacam-macam varian: full cream, strawberry, chocomalt, dan low fat mochaccino.
Jangan sampai salah pilih, ya! Kamu bisa meminum susu segar pasteurisasi berkualitas dari Greenfields untuk mendapatkan khasiat dari kandungannya. Dalam setiap tetes Greenfields Fresh Milk Pasteurisasi terkandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin (A, B1, B2), dan mineral (kolin, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan zink). Susu Greenfields juga terbuat dari 100% susu sapi segar berkualitas dari peternakan Greenfields sendiri.
Proses pembuatannya dilakukan secara cermat agar kehigienisan dan kandungan gizinya tetap terjaga. Dengan begitu, kamu dapat menikmati manfaat susu segar di mana pun dan kapan pun. Tak perlu ragu lagi, Greenfields Fresh Milk Pasteurisasi adalah solusi minuman andalanmu saat beraktivitas di luar rumah!
Gaya Hidup Sehat: Kunci Utama Meningkatkan Imunitas Tubuh dan Menjaga Kesehatan
11 Dec 2024
Selengkapnya
Gizi Seimbang dalam Sepiring Sarapan: Panduan Menerapkan Pola Makan Sehat Sejak Pagi Hari
11 Dec 2024
Selengkapnya
Amankah Susu Pasteurisasi untuk Bayi dan Anak-Anak?
11 Dec 2024
Selengkapnya